Showing posts with label Penerapan sistem pengumpanan rayap. Show all posts
Showing posts with label Penerapan sistem pengumpanan rayap. Show all posts

Monday, September 17, 2018

Penerapan sistem pengumpanan rayap



Sudah sejak lama rayap diidentikan dengan terjadinya kerusakan pada bangunan, komponen kayu dalam rumah, buku, arsip, dokumen serta beberapa jenis tanaman pertanian atau perkebunan yang tidak luput dari serangganya. Perlu diketahui, dari seluruh jenis rayap yang sudah dikenal (2000 jenis) yang terbagi dalam 7 famili, 15 sub-famili, dan 200 genus. Tidak semuanya bertindak sebagai hama perusak. Dari keseluruhan jumlah itu, jenis rayap perusak hanya 100. Jenis rayap yang termasuk dalam kategori perusak ganas ada 47, yaitu 6 jenis dari famili Kalotermitidae (rayap kayu kering), 25 jenis dari famili Rhinothermitidae (rayap kayu basah), 1 jenis dari famili mastothermitidae (rayap tanah), dan 15 jenis dari famili termitidae (rayap tanah). 

Dari keterangan di atas sebagian besar rayap yang sudah teridentifikasi, tidak semuanyamerupakan jenis rayap perusak dan menjadi musuh manusia. Malah kalau diperhatikan, hampir semua jenis rayap yang dikenal itu menguntungkan manusia. Sebenarnya, rayap bisa berfungsi sebagai pembersih dan pengurai sampah alam di dalam hutan dan berperan untuk menyuburkan tanah. Selain itu, tidak semua rayap bersarang di tempat hunian manusia. Koloni rayap juga banyak ditemukan di hutan, perkebunan, dan area lain yang bukan pemukiman manusia. Kasta rayap yang terlibat langsung dalam proses pengrusakan aset milik manusia adalah kasta pekerja. Berikut beberapa kategori rayap perusak berdasarkan jenis materi yang diserang :

A. Rayap perusak tanaman
Serangga rayap pada tanaman bisa mengakibatkan kerusakan fisik dan akan mengganggu perakaran tanaman. Jika perakaran tanaman terganggu, supplai hara dan air akan terhambat, serta tanaman menjadi rentan terhadap serangan penyakit. Jika dilihat sepintas, serangan rayap pada tanaman tidak bisa dipantau secara cermat sejak awal. Serangan rayap perusak pada tanaman biasanya dimulai dari akar atau leher akar, kemudian merembet ke bagian batang tanaman melalui liang kembara yang dibangun rayap. Indikasi lanjut adanya serangan rayap pada tanaman adalah terjadinya perubahan warna daun akibat terganggunya metabolisme tanaman yang akan menyebabkan tanaman mati.

Dari semua jenis rayap yang ada, tidak kurang dari 300 jenis rayap di dunia yang akan berperan sebagai hama perusak tanaman, baik tanaman pertanian, tanaman hias, tanaman perkebunan, maupun tanaman kehutanan. Di Indonesia ada 20 jenis rayap yang dikenal sebagai rayap perusak tanaman. Berikut ini diantaranya :
a. Coptothermes
Jenis rayap ini sebagian besar menyerang tanaman perkebunan seperti kelapa, karet, kelapa sawit, dan kakao. Rayap coptothermes termasuk jenis hubteran dari famili Rhinothermitidae. Mereka hidup di dalam tanah yang banyak mengandung bahan berlignoselulosa seperti kayu yang telah mati atau membusuk, tunggak pohon baik yang sudah mati maupun yang masih hidup. 

DI daerah Sumatra, jenis rayap perusak ini juga menyerang beberapa perkebunan karet, terutama tanaman karet yang berumur 1 sampai 2 tahun hingga menyebabkan kematian. Rayap perusak ini merupakan jenis yang menyerang tanaman karet yang masih hidup di Indonesia dan Malaysia. Bahkan, rayap perusak ini juga menyerang kebun tanaman buah seperti pepaya, durian, mangga, apel, dan anggur. Di samping itu jenis rayap ini menyerang tegakan pinus merpusii dan pinus karibae. 

Tanaman yang terserang rayap jenis coptothermes secara kasat mata masih terlihat hidup. Namun, tanaman tersebut sebenarnya sudah tidak memiliki kekuatan untuk menahan tiupan angin yang besar sehingga mudah tumbang.


b. Neothermes tectonae
Rayap ini kebanyakan meyerang tegakan jati (tectona grandis). Rayap neothermes tectonae (famili Kalothemitidae) termasuk jenis rayap pohon yang menyerang pohon hidup. Rayap ini bersarang di dalam pohon dan tak berhubungan dengan tanah. Ciri tanaman jati yang terserang rayap Neothermes tectonae adalah timbulnya pembengkakan di bagian batang (batang bonggol). Sebenarnya, di dalam kayu jati mengandung zat anti rayap alami yang disebut tectouinon. Namun, rayap jenis ini masih mampu menembus ke dalam batang tegakan jati yang masih banyak mengandung selulosa. 

Serangan rayap neothermes tectonae semakin menghebat dalam beberapa dekade terakhir. Di daerah Jawa Timur, total kerugian ekonomi akibat serangan rayap perusak mencapai 45,4 milyar rupiah. DI daerah KPH kebon harjo, rayap menyerang hampir 60% dan 70% tegakan jati yang berumur 30 dan 40 tahun. 

c. Macrothermes Gilvus
Tanaman yang banyak diserang oleh jenis rayap perusak ini adalah kayu putih (melaleckaleucadendron). Kayu putih mampu menghasilkan minyak atsiri yaitu minyak kayu putih (cajeput oil). Seperti jenis rayap perusak lainnya, serangan rayap macrothermes gilvus pada tanaman kayu putih menyebabkan kerusakan dan kematian hampir 60%. Keadaan ini sangat merugikan karena dapat menurunkan produktifitas minyak kayu putih yang merupakan salah satu komoditas ekspor penting bagi Indonesia.

Rayap macrothermes gilvus juga menyerang tanaman perkebunan lainnya seperti kelapa dan kelapa sawit. Namun, tingkat serangannya tidak sampai menyebabkan kematian pada tanaman.


d. Rayap perusak lainnya
Selain jenis rayap perusak di atas, masih ada beberapa jenis rayap perusak lain yang cukup merugikan manusia yaitu famili Rhinothermitidae, Kalothermitidae dan Thermitidae. Tanaman yang diserang yaitu tanaman hias seperti mawar, tanaman musiman, tanaman tahunan, dan tanaman hortikultura. Ada juga beberapa jenis rayap perusak yang menyerang tanaman seperti tebu, teh, jeruk, kapas, cengkeh, dan kopi. Banyak faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kerusakan yang diakibatkan serangan rayap perusak pada tanaman. Faktor tersebut diantarany kondisi tanaman, karakteristik habitat tanaman, dan tingkat referensi (kesukaan) rayap terhadap jenis tanaman tertentu.

Rayap perusak tanaman biasanya lebih sering menyerang tanaman eksotik (tanaman yang didatangkan dari luar daerah) dibandingkan dengan tanaman lokal. Selain itu, tanaman di daerah dataran rendah juga lebih sering terserang rayap dibandingkan dengan tanaman di dataran tinggi. 

Adanya serangan rayap pada tanaman tidak dapat dilihat sejak awal karena bagian yang biasa diserang ada di bawah permukaan tanah dan serangan dimulai dari akar tanaman. 

CV Jakarta Inti Nusa melayani jasa pengendalian rayap untuk di rumah / kantor / pabrik / ruko dll.
Sistem pengendalian rayap yang kami terapkan ada 2 cara yaitu :
1. Sistem pengumpanan rayap
2. Sistem Injeksi rayap

Sistem Pengumpanan Rayap

Sistem pengumpanan rayap diterapkan bila koloni rayap sudah naik ke plafon / atap. Sistem pengumpanan rayap ini dipasang pada jalur rayap aktif. Masa eliminasi rayap rata-rata 3 bulan sejak instalasi pertama dipasang. Namun jangka waktu eliminasi rayap ini bersifat tidak tentu tergantung dari jumlah koloni rayap yang ada. Semakin banyak jumlah rayapnya maka akan semakin lama masa eliminasinya. Di sini kita memang tidak dapat menghitung dengan pasti jumlah rayap dalam koloni tersebut.

Sistem Injeksi Rayap
Sistem injeksi rayap ini kadang disebut juga sistem spraying atau penyemprotan rayap. Sistem injeksi rayap ini dapat diterapkan pada bangunan yang belum jadi dan pada bangunan yang sudah jadi. Pada bangunan yang belum jadi maka chemical anti rayap dapat disemprotkan pada bagian pondasi bangunan saat penggalian pondasi tersebut sehingga daya tahan terhadap rayap akan lebih lama (rata-rata 5 tahun).


Sedangkan pada bangunan yang sudah jadi maka harus dibor pada bagian sekeliling pondasi baik pada bagian dalam dan luar rumah. Sistem injeksi ini dapat mencegah rayap agar tidak dapat naik dari pondasi ke bagian atap / plafon rumah. Daya tahan terhadap rayap jika pada rumah yang sudah jadi ini rata-rata 3 tahun.


Pembasmian rayap tanah

Di Indonesia pada umumnya ada tiga jenis rayap tanah yang paling sering menyerang bangunan antara lain rayap tanah jenis macrotermes,...